BISMILLAAHIRROHMAANIRROHIIM

BISMILLAAHIRROHMAANIRROHIIM

Senin, 19 Mei 2008

Kekuatan Qiyamullail

“ Dan pada sebagian malam hari, shalat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu. Mudah-mudahan Rabb-mu mengangkat kamu ketempat yang terpuji.”

(QS. al-Isra [17]: 79)

Alangkah malunya jika kita mengaku mencinta-Nya tapi tidak mau menyambut kedatangan-Nya disepertiga malam terakhir. Padahal pada saat itu ditengah keheningan Dia datang untuk memberikan rahmat-Nya.

Abu Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, “ Allah setiap malam turun kelangit bumi pada sepertiga malam terakhir dan berfirman, “ Siapa yang berdo’a kepada-Ku maka akan Aku kabulkan do’anya ! Siapa yang memohon kepada-Ku maka kan Aku berikan permohonannya ! Siapa yang memohon ampun kepada-Ku maka kan Aku ampuni.” (HR Bukhari Muslim)

Begitu Maha Rahman dan Maha Rahim-Nya Allah, pada saaat itu Dia memberikan apa yang kita panjatkan pada-Nya. Namun, tidak cukup sampai disitu. Dia pun memberikan dan mencurahkan Rahim-Nya disisi lainnya, yaitu: kemuliaan, ketenangan jiwa, dan kekuatan mental.

“Ketahuilah kemulaan seorang muslim tergantung pada shalat malamnya…”

(HR Tabrani dari Sahal bin Sa’ad ra )

Kemuliaan seseorang bukan tergantung pada tingginya jabatan yang ia sandang, bukan terletak pada kepopulerannya seseorang. Karena tidak sedikit orang pupuler malah dicibir dan dihinakan banyak orang dan juga bukan tergantung pada banyaknya harta yang dimiliki. Seorang Qarun pun hidupnya tidak menjadi mulia dangan melimpahnya harta. Itu semua hanyalah kenikmatan dunia yang hanya Fatamorgana dan sesaat.

Kemuliaan akan diperoleh oleh seorang hamba jika seorang hamba itu mencintai penciptanya dan Sang Pencipta pun mencintainya.

“ Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridho dan diridhoi-Nya. Maka masuklah kedalam golongan hamba-hamba-Ku dan masuklah kedalam syurga-Ku.” (QS al-Fajr: 27-30)

Keoptimisan dalam diri akan senantiasa menghiasi diri bagi mereka yang senantiasa menghidupkan malamnya dengan qiyamullail. Kesejukan jiwa akan dirasa ketika kalimat-kalimat-Nya kita lantunkan di keheningan malam. Dan beban yang kita pikul menjadi terasa ringan, ketengan menjalani hidup menyelusup dalam hati mengantar menjalani hari-hari kita yang tak mudah dilalui. Kerinduan akan perjumpaan kita dengan Sang Khaliq semakin kuat bersemayam dalam hati, mendorong diri untuk melangkah pada jejak yang pasti menuju perbekalan panjang, sebagai ajang persiapan diri menanti hari perjumpaan dengan-Nya.

Kekuatan jiwa akan teraih bila kita suda bisa mempertahankan malam-malam kita dengan qiyamullail, sehingga keloyalitasan untuk berkorban Fisabilillah tidak dipertanyakan lagi. Lain halnya bagi orang yang enggan menghidupkan malam-malamnya dengan qiyamullail, untuk melaksanakan ibadah yang beresiko kecil saja enggan, apalagi melaksanakan ibadah yang memerlukan banyak pengorbanan.

Bukankah Rasulullah saw lebih mencintai para sahabat yang selalu menghidupkan malam-malamnya dengan qiyamullail ?

Pada Suatu hari beberapa sahabat mendatangi Rasulullah dan mengadukan bahwa si fulan tidak mengerjakan qiyamullail. Baginda Rasulullah saw pun bersabda,

“ Syetan kencing ditelinga orang tersebut…”

(HR Bukhari, Muslim dan An-Nasa’i)

Bukankah panji-panji Islam ini ingin kembali bangkit ? Lalu bagaimana mungkin cita-cita itu akan kita raih jika ruh kita masih lemah dan bermalas-bermalasan ?!

Diriwayatkan oleh Al-Ayyubi, sang pembebas Maqdis. Di masa-masa pertempuran yang sedang ia jalani, pada waktu dini hari beliau biasa menyamar untuk menyelidiki bala tentaranya dikemah mereka masing-masing. Shalahudin menjenguk kemah-kemah yang mana didirikan shalat malam didalamnya dan kemah-kemah yang mana penghuninya tertidur lelap. Keesokan harinya, ketika memilih tentara untuk berperang beliau memanggil kemah-kemah yang penghuninya berqiyamullail, dan tidak memanggil tentara yang tidur tanpa melakukan qiyamullail. Karena golongan yang kuat tidurnya tidak memiliki mental yang cukup kental dan kuat untuk melawan musuh.

“Rabb kita mengagumi dua orang laki-laki. Pertama, seorang laki-laki yang meninggalkan alas tidur dan selimutnya dari sisi keluarga dan istri tercinta untuk melakukan shalat malam. Maka Allah swt berfirman, “ Lihatlah hamba-Ku, dia meniggalkan alas tidur dan selimutnya dari sisi istri dan keluarganya untuk melakasanakan shalat malam karena mengharap karunia-Ku dan takut terhadap siksa-Ku. Kedua, seorang laki-laki yang berjuang di jalan Allah, ketika dia melihat teman-temannya terpukul mundur dan dia tahu akibat dari kekalahan itu, namun dia tetap maju pantang mundur hengga tetes darah yang terakhir. Maka Allah swt berfirman, “ Lihatlah hamba-Ku dia kembali dari peperangan semata-mata karena mengharap karunia-Ku dan takut terhadap siksa-Ku, hingga dia rela mencucurkan darahnya yang terakhir.”

(HR Ahmad dan Abu Ya’la dari Ibnu Mas’ud ra )

“ Hendaklah kalian mengerjkan qiyamullail, karena qiyamullail adalah kebiasaan orang-orang soleh sebelum kalian, sebab qiyamullail mendekatkan diri kepada Allah, mencegah diri dari dosa, menghapus kesalahan-kesalahan dan mengusir penyakit dari tubuh.”

(HR at-Tirmidzi dan al-Hakim dari Abu Umamah ra )

Tidak ada komentar: