BISMILLAAHIRROHMAANIRROHIIM

BISMILLAAHIRROHMAANIRROHIIM

Senin, 12 Mei 2008

Belajar Pada Tadhiyah Khadijah


Belajar Pada Tadhiyah Khadijah

Banyak sekali yang bisa kita pelajari dari sosok mujahidah yang lahir pada awal kedatangan Islam ini. Terutama dalam hal Tadhiyyah. ”Tiada perjuangan tanpa pengorbanan.”

Seorang Mujahid pernah berujar :

”Seharusnya Al-akh yang sejati akan merasa sumpek dan tidak puas jika dalam satu hari ia tidak melakukan tadhiyyah di jalan-Nya.”

Hari ini jalan juang telah dilangkahkan, hari–hari telah dilalui dengan penuh pengorbanan. Dan pengorbanan hanya akan dilakukan oleh orang-orang yang siap berada pada barisan terdepan. Siapkah kita untuk seperti mereka? Atau kita hanya akan seperti umat Nabi Musa ketika diseru untuk berjuang,

”Pergilah bersama Tuhanmu dan berperanglah kamu berdua, kami menanti disini saja.”

(QS. Al-Maidah : 24)

Dalam konteks keakhwatan, kita dapat belajar dari sosok-sosok mujahidah pilihan Allah. Seperti Khadijah yang rela mengorbankan seluruh harta, jiwa dan raganya untuk perjuangan Islam, rela merasakan lapar yang amat sangat, dan panasnya padang pasir yang harus dilalui ketika harus menemani hijrahnya Rasulullah yang mulia.

Siti Hajar yang rela ditinggalkan dipadang pasir tandus beserta bayi mungil Ismail tanpa perbekalan yang cukup, demi terpenuhinya perintah Allah yang Agung.

Tidak ada perjuangan yang sia-sia. Pengorbanan Khadijah yang akhirnya membuahkan sebuah kemajuan Islam yang bisa kita rasakan saat ini. Dan pengorbanan Hajar yang melahirkan sebuah peradaban, sebuah kota suci, Makkkah Al-Mukarramah.

Memang tidaklah ringan untuk berani melangkahkan perjuangan yang harus selalu disertai dengan pengorbanan. Saat ini, kita banyak menyaksikan perjuangan saudara-saudara kita di Palestina yang pantang menyerah untuk merebut kembali Al-Quds dari cengkraman Yahudi laknatullah ’alaih. Tak terkecuali para muslimahnya, bahkan telah banyak diantara mereka yang telah menjadi syuhada, suatu kemenangan yang agung.

Saudari kita di negara sekuler, terinjak-injak kebebasannya untuk memenuhi identitasnya sebagai muslimah. Tapi mereka berusaha mempertahankan yang telah menjadi azasinya itu, betapapun beratnya kecaman yang mereka rasakan. Sudah jelas, mereka melakukannya sebagai wujud tadhiyyahnya di jalan Allah.

”Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah swt. Lalu mereka membunuh atau terbunuh.(Itu telah menjadi) janji yang benar dari jalan Allah di dalam Taurat, Injil dan Al-Qur’an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) Allah ? maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu. dan itulah kemenangan yang besar.”

(QS. At-Taubah:111)

Lalu, bagaimana dengan kita disini sebagai seorang muslimah ?
Berapa banyak tadhiyyah yang telah kita lakukan di jalan Allah ?

Ya Ayyuhal Akhowat....segeralah bangun dari tidur kita.
Musuh-musuh Allah telah dihadapan, genderang perang telah diperdengarkan, senjata telah dipanggul, kafilah dakwah telah berjalan, mereka berangkat untuk meraih kemenangan. Dan kemenangan hanya akan diraih dengan tekad dan pengorbanan.

Apa yang bisa kita pikirkan dan kerjakan untuk kemenangan umat ini ?

Dakwah tidak hanya sebatas teoritis. Tapi yang dinanti umat saat ini adalah adanya aksi dari para pengemban amanah umat. Sehingga kita bisa menjadi pelayan terbaik –Nahnu khadimul Ummat-

Allahu ’Alam,


Tidak ada komentar: